Apakah cinta yang abadi itu nyata? Tak pernah kurasakan
manisnya cinta, tak pernah pula mencicipi pahitnya. Hanya rasa hambar yang
terasa. Bahkan air putih pun punya rasa, tapi mengapa hatiku begitu hampa? Apa ini
kutukan? Apa mungkin cinta terlalu agung untukku? Dan aku hanya rakyat jelata
ber pakaian karung goni dan ber alas kaki pelepah pisang. Apakah cinta terlalu
hangat untuk hatiku yang sudah beku ini? Bukankah cinta itu adil? Atau aku yang
terlalu menuntut cinta dan tak membiarkannya datang secara sendiri?
Mungkin aku harus menunggu lebih lama...
Sadis bang puisinya
ReplyDelete